indeks antropometri berdasarkan BB/TB
Gizi adalah
suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal
melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,
penyimpanan,metabolisme,dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk
memperrtahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ-organ
serta menghasilkan energi. Gizi dapat dikatakan seimbang apabila jumlah
konsumsi makanan dengan jumlah kebutuhan zat gizi tubuh seimbang. Apabila
perbandingan kedua ini tidak seimbang akan terjadi masalah gangguan gizi pada
konsumen tersebut.
Pada hakikatnya
masalah gizi timbul dalam kesehatan masyarakat. Pendekatan medis dan pelayanan
kesehatan bukanlah satu-satunya jalan keluar untuk menanggulangi masalah pada
gizi ini. Melainkan peran ahli gizi dalam mengetahui asupan makanan yang
dikonsumsi dan mengatur pola makan yang cocok dengan kondisi tubuhnya. Dalam
beberapa aspek masalah gizi juga terkait dengan keterbatasan panngan. Dalam hal
ini penanggulangan tidak hanya dapat dilakukan dengan peningkatan ekonomi saja,
akan tetapi bisa dilakukan dengan memilih bahan pertanian yang cukup ekonomis
dan merawatnya dengan intensif.
Masalah-masalah
gizi yang timbul di Indonesia tersebar rata baik di kota maupun desa. Beberapa
masalah gizi di Indonesia antara lain, Gizi buruk (mayoritas penderita berada
di daerah pedalaman), Obesitas/ berat badan berlebih (penderita biasanya
tinggal di kota-kota), GAKY ( gangguan akibat kekurangan yodium), KEP (kurang
energi protein), KVA (kekurangan vitamin A), dan mulai timbul di beberapa
tempat di Indonesia kekurangan Zinc. Penyebab permasalahan berikut tak lain
dari konsumsi makanan dan zat gizi yang tidak sesuai kebutuhan tubuh.
Untuk mengetahui
keadaan gizi seseorang, dapat dilakukan penilaian status gizi secara langsung
atau tidak langsung. Pengukuran status gizi secara langsung memiliki 4 cara
penilaian yaitu, Antropometri, Biokimia, Klinis, dan Biofisik. Sedanngkan penilaian
status gizi secara tidak langsung terbagi menjadi 3 cara yaitu, Survei
konsumsi, Statistik vital, dan Faktor ekologi.
Dewasa ini antropometri sering
digunakan untuk menilai gizi seseorang, dikarenakan beberapa faktor seperti :
1. Alat-alatnya
mudah didapat dan digunakan
2. Dapat
melakukan pengukuran secara berulang-ulang dengan mudah dan objektif
3. Memilliki
prosedur yang sederhana
4. Tidak
harus membutuhkan tenaga profesional
5. Akurat
6. Dapat
melihat riwayat gizi masa lampau
7. Mengevaluasi
perubahan status gizi pada periode tertentu
8. Dan
lain-lain
Dalam antropometri terdapat
beberapa parameter (ukuran tunggal dari tubuh manusia) antara lain :
1.
Lingkar Kepala
2.
Umur Kehamilan
3.
Panjang badan (<2 tahun)
4.
Tinggi badan
5.
Tinggi lutut pada anak-anak
6.
Tinggi lutut pada bayi
7.
Tinggi lutut pada orang dewasa
8.
Rentang Lengan
9.
Berat Badan Bayi & Balita
10.
Berat badan Anak dan Dewasa
11.
Lebar siku
Parameter antropometri
merupakan dasar sari penilaian status gizi, terdapat beberapa kombinasi dari
parameter-parameter ini. Kombinasi antara beberapa parameter ini disebut indeks
antropometri. Dewasa ini, di Indonesia ukuran baku hasil pengukuran dalam
negeri belum ada, maka untuk berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) digunakan
buku HARVARD yang disesuaikan untuk Indonesia (100% baku Indonesia = 50
persentile buku harvard). Berdasarkan baku tersebut penilaian status gizi yang
tercantum sebagai berikut :
Dalam pengukuran antropometri tidak jarang terjadi kerancuan, dan akan mempengaruhi interprestasi status gizi yang keliru. Beberapa indeks antropometri yang sering digunakan yaitu berat badan menurut umur, tinggi badan menurut umur, berat badan menurut tinggi badan. Tentunya setiap indeks antropometri digunakan dalam kondisi yang berbeda. Berikut kita akan membahas tentang indeks antropometri berat badan menurut tinggi badan.
Berat Badan Menurut Tinggi Badan
(BB/TB)
Jelliffe
pada tahun 1966 telah memperkenalkan indeks antropometri jenis ini untuk
mengidentifikasi status gizi. Berat badan memiliki hubungan yang
linier dengan tinggi badan. Dalam keadaan normal, perkembangan
berat badan akan searah dengan pertumbuhan berat badan dengan kecepatan tertentu.
Indeks BB/TB merupakan indikator yang baik untuk menilai status
gizi saat ini. Dari berbagai jenis indeks tersebut, untuk menginterpretasikan
dibutuhkan ambang batas, penentuan ambang batas diperlukan kesepakatan para
ahli gizi. Ambang batas dapat disajikan kedalam 3 cara yaitu persen terhadap
median, persentil, dan standar deviasi unit.
Kelebihan
indeks BB/TB
1.
Tidak memerlukan
data umur.
2.
Dapat membedakan
proporsi badan (gemuk, normal, kurus).
Kelemahan indeks BB/TB
1.
Tidak
memberikan gambaran, apakah anak tersebut pendek, cukup tinggi badan atau
kelebihan tinggi badan menurut umurnya.
2.
Membutuhkan
dua macam alat ukur.
3.
Pengukuran
relative lebih lama.
4.
Membutuhkan dua
orang untuk melakukan nya.
Indeks
BB/TB merupakan indikator yang baik untuk melihat status gizi saat ini. Indeks BB/TB
juga merupakan indeks yang independen terhadap umur.
Adapun
penilaian status gizi berdasarkan Indeks BB/U,TB/U, BB/TB menurut standart baku
antropometeri WHO-NCHS.
Untuk mengetahui status gizi anak
tersebut yaitu dapat digunakan rumus Zscore
Z-score
= (NIS-NMBR) / NSBR
|
NIS : Nilai Induvidual Subjek
NMBR : Nilai Median Baku Rujukan
NSBR : Nilai Simpang Baku Rujukan
|
Contoh:
Diketahui Umur anak 5 bulan dengan
berat badan7,01 kg
Z-score = (7,01 – 7,5 ) : 0.8 = -
0.6 SD
Dapat disimpulkan bahwa status anak
5 bulan dengan berat 7,01 kg adalah gizi buruk
Referensi :
1. I Dewa Nyoman Supariasa, penilaian status gizi, EGC, 2014
Comments
Post a Comment